Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu caranya adalah dengan menguasai teknik-teknik penyajian yang biasanya disebut dengan metode mengajar.
Metode megajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau intruktur. Bruce Joyce dan Marsha Weil dalam bukunya models of teaching mengatakan “A model of teaching is a plan or pattern that can be used to shape curriculums (long-tern courses of studies), to design intructional materials and to guide intruction in the classroom and other setting”.
Dibawah ini disajikan beberapa metode mengajar yang “baik”. Tetapi ketika kita menyatakan bahwa suatu metode mengajar dikatakan dengan “baik” akan lebih baik jika “baik untuk apa?” dan “baik untuk siapa?”. Karena ketika kita memberi deskripsi dan mendiskusikan penggunaannya, kita akan menemukan bahwa metode mengajar merupakan suatu bentuk yang kompleks dan terdapat banyak metode mengajar yang “baik”, tergantung tujuan kita.
Dibawah ini disajikan beberapa metode pengajaran.
1. Diskusi
Diskusi adalah suatu teknik belajar mengajar yang melibatkan proses interaksi antara dua atau lebih individu. Metode ini bertujuan untuk saling tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/ pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi
2. Kerja kelompok
Kerja kelompok merupakan suatu metode mengajar dimana kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima atau tujuh siswa, mereka bekerja sama dalam menyelesaikan masalah atau melaksankan tugas tertentudan berusaha mencapai tujuan pelajaran yang sudah ditentukan oleh guru. Robert L. Cilstrap dan William R Martin mengtakan bahwa kerja kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kerja yang kooperatif dari beberpa individu tersebut. Penggunaan teknik kerja kelompok untuk mengajar mempunyai tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama.
Biasanya, pengelompokan ini terjadi karena;
a. Sarana dan prasarana yang tidak mencukupi jumlahnya. b. Adanya perbedaan kemampuan belajar siswa.
c. Terdapatnya minat khusus pada diri siswa.
d. Memperbesar tingkat partisipasi siswa.
e. Adanya pembagian tugas dan pekerjaan pada masing-masing anggota.
f. Kerja sama akan lebih efektif.
3. Penemuan (discovery)
Menurut Sund, discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental itu antara lain ialah, mangamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Suatu konsep misalnya, seegitiga, panas, demokrasi dan sebagainya. Dan yang dimaksud dengan prinsip misalnya, logam apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik ini siswa dibiakan menemukan sendiri, sedangkan guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.dicovery learning adalah metode mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Sehingga, situasi belajar berpindah dari teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning. Penggunaan metode ini mengharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.
4. Simulasi
Simulasi adalah tingkah laku seeorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang ini dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Siswa berlatih memegang peranan menjadi orang lain. Simulasi mempunyai bermacam-macam bentuk pelaksanaan seperti peer-teaching, sosiodrama, psikodrama, simulasi game dan role playing.
Contoh:
Siswa mengaajar didepan kelas berperan sebagai guru. Dalam pengajaran konpeksi, siswa berperan sebagai manager; penggunting bahan; penjahit, dll.
5. Unit Teaching
Unt teaching merupakam suatu teknik yang memberi kesempatan siswa belajar secara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara belajar secara unit. Dalam metode pengajaran unit terdapat tiga fase, yaitu.
a. Fase perencanaan/permulaan
Pada fase ini guru membagi nak-anak di kelas menjadi beberapa kelompok. Kemudian membagi tugas sesuai dengan masalah yang akan dibahas dan diberikan kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok menunjuk pencatat laporan kemajuan dan hasil kerja kelompok. Guru menunjuk suber-sumber yang dapat digunakan memecahkan masalah atau tempat dimana masalah itu harus diteliti, menyarankan alat-alat atau sarana yang dapat dipakai dan cara bekerjanya.
b. Fase pengerjaan
Pada fase ini, siswa akan terjun ke lapangan, belajar di perpustakaan, menneliti di laboratorium atau survey di lapangaan, menanam dikebun, mengamati pemeliharaan dan perkembangan di kolam dan sebagainya. Akan memakan waktu agak lama sampai siswa menemukan data yang dicari dan guru mengontrol pekerjaan siswa, memberi saran/pertanyaan, dan membantu merumuskan kesimpulan yang perlu.
c. Fase kulminasi
Setelah siswa bekerja di lapangan, fase yang selanjutnya adalah fase kulminasi. Hasil kerjanya dibawa kembali ke sekolah/kelas.mereka tetap bekerja dalam kelompok. Kemudiandata dan informasi diolah dan disusun sehingga menghasilkan sesuatu yang bisa dilihat orang banyak. Mereka kemudian bisa mengadakan pameran, agar hasil kerja mereka dapat dilihat oleh orang tua maupun masyarakat.
6. Micro Teaching
Micro berarti keccil, terbatas, sempit. Dan teaching berarti mengajar. Jadi, mcro teaching bisa diartikan sebagai suatu kegiatan mengajar dimana segalanya dikecilkan atau disederhanakan. Adapun yang disederhanakan antara lain;
- Jumlah murid, menjadi lima sampai enam orang
- Waktu mengajar, antar lima sampai sepuluh menit.
- Bahan pelajaran, hanya mencakup dua unit keccil yang sederhana.
- Ketrampilan mengajar hanya difokuskan pada ketrampilan khusus saja.
Metode mengajar dengan micro teaching bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya dimuka kelas dengan memiliki pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, dan sikap sebagai guru yang profesional.
Beberapa penggunaan micro teaching antara lain dapat digunakan pada pendidikan pre service, yaitu sebagai calon guru diantaranya untuk mempersiapkan diri sebelum benar-benar berpraktek di sekolah dan di depan kelas sebenarnya. Serta sebagai usaha perbaikan penampilan calon guru sambil berpraktek di sekolah latihan. Sedangkan penggunaan metode micro teaching yang kedua adalah dalam pendidikan in service yaitu sebagi guru atau penilik. Yaitu untuk meningkatkan kemampuan guru yang sudah hampir menjadi routine, supaya menemukan kelemahan-kelemahan sendiri dan berusaha memperbaikinya. Serta untuk meningkatkan kemampuan supervisor supaya ia tahu apakah bimbingannya, nasihatnya, dan saransarannya benar-benar efektif dalam membantu meningkatkan kualitas guru-guru.
7. Curah Pendapat (brain Storming)
Brain storming adalah suatu teknik mengajar dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru. Atau dapat diartikan pula sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok orang dalam waktu yang sangat singkat.
Pada dasarnya Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama.
Tujuan penggunaaan teknik ini adalah untuk menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan dalam kelas. Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa untuk menanggapi.
8. Inquiry
Inquiry berasal dari bahasa inggris yang berarti penelitian. Merupakan suatu metode mengajar yang tata pelaksanaanya adalah sebagai berikut;
Guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah kedalam kelas . siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya didalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja kelompok dilaporkan dalam pleno dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang plenolah kesimpulan akan dirimuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok.
9. Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode yang dimana siswa melakukan percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya dan menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan didepan kelas dan dievauasi oleh guru.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam metode eksperimen.
a. Eksperimen dilakukan oleh setiap siswa sehingga alat dan bahan yang digunakan harus cukup untuk semua siswa.
b. Memperhatikan mutu alat dan bahan yang digunakan.
c. Eksperimen yang dilakukan secara teliti dan konsentrasi agar memperoleh hasil yang maksimal.
d. Siswa yang bereksperimen sedang belajar dan berlatih sehingga harus diberi petunjuk yang jelas.
e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah dapat dieksperimenkan misalnya masalah yang mengenai kejiwan.
10. Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode yang hampir sama dengan metode eksperimen hanya saja siswa tidak melakukan percobaan sendiri dan hanya melihat percobaan yang dilakukan guru didepan kelas. Jadi demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur/ tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode demonstrasi adalah:
a. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa yang belajar.
b. Mempertimbangkan, apakah tujuan dapat tercapai dengan metode ini.
c. Memperhatikan, apakah jumlah siswa memungkinkan untuk melakuan demonstrasi.
d. Meneliti alat-alat yang akan digunakan yaitu mngenai jumlah, kondisi dan tempatnya serta guru harus melaukan percobaan terlebih dahulu sebelum mendemonstrasikannya.
e. Menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
f. Menyediakan waktu yang cukup sehingga dapat menyediakan waktu kepada siswa apabila ada hal yang ingin ditanyakan.
g. Selama demonstrasi, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengamati dan bertanya.
h. Melakukan evaluasi,sebagai penentu demonstrasi yang dilakukan berhasil.
Metode demonstrasi bertujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan metode ini adalah Penerimaan pelajaran oleh siswa lebih berkesan secara mendalam sehingga siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat lagi. Dan kelemahan dari metode ini adalah Bila alat yang digunakan terlalu kecil atau penempatan yang kurang tepat menyebabkan demonstrasinya tidak dapat dilihat oleh seluruh siswa.
11. Karya Wisata
Metode karya wisata adalah merupakan metode yang dilakukan diluar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau oyek lain, yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa dengan melihat kenyataannya, siswa dapat turut menghyati tugas pekerjaan milik seseorang, dan dapat bertanya jawab dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaranataupun pngetahuan umum, dengan melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya agar dapat menarik kesimpulan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode karya wisata adalah:
a. Masa persiapan guru harus mempersiapkan:
- Perumusan tujuan instruksional yang jelas
- Mempertimbangkan pemiliha metode ini.
- Menghubungi pemimpin oyek yang akan di kunjungi.
- Menyusun perencanaan secara matang dan menyiapkan sarana.
- Pembagian siswa secara kelompok, mengirim utusan.
b. Masa pelaksanaan karya wisata:
- Pemimpin mengatur jalannya karya wisata.
- Memenuhi tata terib.
- Mengawasi petugas di setiap seksi dan tugas kelompok siswa.
- Memberi petunjuk bila perlu.
c. Masa kembali dari karya wisata
- Mengadaka diskusi
- Menyusun laporan dan tidak lanjutnya seperti memuat grafik.
Metode Karya wisata memiliki keunggulan antara lain, siswa dapat berpartisipasi di berbagai kegiatan dan menghayati secara langsung sehingga dapat memperluas dan memperdalam pengalaman dan pengetahuan mereka, siswa dapat bertanya jawap secara langsung pada sumber informasi yang pertama. Namun disamping keungguan dari metode ini ada juga kelemahannya yaitu pada tempat belajar, yang dilakukan diluar sekolah tentunya memerlukan waktu yang panjang dan biaya transportasi yang memberatkan siswa serta keamanan dari perjalanan sampai dengan tempat obyek yang akan dikunjungi.
12. Metode penyajian kerja lapangan
Metode penyajian kerja lapangan adalah cara mengajar dengan jalan mengajak siswa kesuatu tempat diluar sekolah, yang bertujuan tidak hanya sekedar mengadakan observasi atau peninjauan saja tetapi langsung terjun turun aktif/berpartisipasi ke lapangan kerja, agar siswa dapat menghayati sendiri serta mengadakan penyelidikan serta bekerja sendiri di dalam pekerjaan yang ada di masyarakat.
Namun demikian penggunaan metode ini dibatasi oleh beberapa faktor antara lain yaitu: waktu yang terbatas sehingga tidak memungkinkan memperoleh pengalaman pengalaman yang mendalam, memerlukan biaya yang lebih banyak, tempat praktek yang jauh dari sekolah, tidak semua tempat dapat digunakan untuk praktek, dan tidak tersedianya guru atau pelatih yang ahli sehingga siswa kurang persiapan.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh guru dalam menggunakan metode ini adalah merumuskan tujuan dari latihan kerja yang dilakukan itu secara jelas sehingga siswa mampu memahami dan mengerti tujuan praktek lapangan, menghubungi pengurus tempat sasaran untuk meminta izin dan meninjau tempat kerja, menyiapkan tugas-tugas yang sudah diatur, memberi tugas dalam kelompok (intruksi jelas), mengawasi langsung pada pekerjaan siswa dan bisa memberikan nasihat apabila diperlukan.
13. Sosiodrama dan bermain peran (roll playing)
Metode sosiodrama ialah suatu metode dimana siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antara manusia. Atau dengan roll playing dimana siswa bisa berperan atau memainkan peranan dramatisasi masalah sosial/psikologis itu. Karena itu metode ini hampir sama maka dapat digunakan secara bergantian.
Metode ini bertujuan agar siswa memahami perasaan orang lain dengan peran yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain, dapat memahami watak orang lain, cara bergaul engan orang lain dan dapat menerima perbedaan pendapat yang sering terjadi.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melaksanakan metode ini adalah:
- Guru menerangkan atau memperkenalkan metode ini.
- Memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat anak.
- Membuat cerita dapat dipahami oleh siswa.
- Bila ada siswa yang sukarela melaksanakan peran maka harus di tanggapi.
- Menjelaskan peran yang dimainkan siswa sebaik-baiknya.
- Siswa harus menjadi penonton aktif yang dapat memberikan saran dan kritik.
- Setelah sosiodrama itu dalam situasi klimaks, makaa harus di hentikan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan
- Sebagai tindak lanjut, perlu dilakukan tanya jawab apabila menemui kesulitan.
Adapun kelemahan dari metode ini adalah dapat menimbulkan sifat prasangka yang buruk, ras diskriminasi, balas dendam dan sebagainya serta bergantung pada pemahaman guru mengenai metode ini.
14. Metode penyajian secara kasus
Metode penyajian secara kasus adalah cara menyajikan pelajaran dengan memanfaatkan kasus yang ditemui anak, digunakan sebagai bahan pelajaran kemudian kasus tersebut dibahas bersama-sama untuk mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar.
Tujuan dari metode ini adalah siswa mengetahui dengan mengamatan yang sempurna tentang pengamatan yang nyata, siswa lebih meyakini apa yang diamati dan menemukan banyak cara untuk pengamatan dan pencarian jalan keluarnya serta mengetahui sebab-sebab yang melandasi timbulnya kasus tersebut. Metode iipun bertujuan membantu siswa dalam mengembangkan daya intelektual dan keterampilan berkomunikasi secara lisan maupun tulisan.
kelemahan dari metode ini adalah Guru memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan bahan kasus yang ditemui dan petunjuk cara pemecahannya, yang diperlukan siswa. Juga banyak waktu yang harus digunakan untuk diskusi.
15. Metode penyajian secara sistem regu /team teaching
Metode penyajian secara sistem regu digunakan untuk menjelaskan suatu pelajaran yang tidak dapat dijelaskan oleh seorang guru tetapi harus dijelaskan oleh seorang tenaga teknis (ahlinya), maka untuk memudahkan pembelajaran dibuatlah regu, sehingga dalam hal ini guru yang berperan didalamya lebih dari satu orang.
Tujuan dari metode ini adalah terjadinya interaksi belajar mengajar secara kualitatif dan kuantiatif, meringankan guru sehingga dapat bertanggung jawab bersama-sama dan jalan belajar mengajar lebih lancar. Adapun kekurangan metode ini adalah bergantung pada kemampuan dan kekreatifan individu-individu pengajar.
16. Prosedur pengembangan sistem instruksional
Sistem instruksional adalah pengajaran sebagai suatu sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalam ragka mencapai tujuan yang diinginkan.
Langkah-langkah pokok didalam mengembangkan sistem intruksional antara lain:
a. Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran (instruksional) yang ingin dicapai.
b. Mengembangkan alat evaluasi.
c. Menetapkan kegiatan-kegiatan belajar yang perlu di tempuh.
d. Merencanakan program kegiatan.
e. Melaksanakan program
Latihan/drill
Latihan/drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan ; serta teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu ; bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Hal ini menunjang siswa berprestasi dalam bidang tertentu, misalnya juara lari, juara sepak bola dan sebagainya. Teknik ini memang banyak digunakan untuk pelajaran olahraga. Dalam hal ini banyak cabang olahraga yang memerlukan latihan khusus dan teratur, serta pengawasan dari trainer yang baik.
Teknik mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :
a. Memiliki keterampilan motoris/gerak; seperti menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam olahraga;
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, memgurangi, menarik akar dalam hitung mencongak. Mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat banyak hujan – banjir; antara tanda huruf dan bunyi –ng –ny dan sebagainya; penggunaan lambang/simbol di dalam peta dan lain-lain.
Dalam penggunaan teknik latihan agar bila berhasil guna dan berdaya guna perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa ialah :
a. Bahwa setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan yang sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan juga adanya perubahan kondisi/situasi belajar yang menuntut daya tanggap/response yang berbeda pula. Bila situasi latihan berubah, sehingga timbul tantangan yang dihadapi berlainan dengan situasi sebelumnya.
b. Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah.
Tanya Jawab atau dialog
Kalau siswa mendengarkan ceramah terus menerus, maka akan mengantuk dan bosan, lama kelamaan perhatiannya menurun, apalagi bila si penceramah suara dan ucapan kata-katanya tidak menarik.
Maka untuk menciptakan kehidupan interaksi mengajar belajar perlu guru menimbulkan teknik tanya jawab atau dialog. Ialah suatu teknik untuk memberi motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran atau guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, siswa menjawab. Penggunaan teknik tanya jawab biasanya baik untuk maksud-maksud yang diperlukan untuk menyimpulkan atau mengikhtisarkan pelajaran, sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat. Tanya jawab dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran, serta mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalamannya, sehingga pengetahuannya menjadi fungsional.
19. Teknik pemberian tugas dan resitasi
Kegiatan interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan efektifitas dan efisiensinya. Dengan banyaknya kegiatan di sekolah, dalam usaha meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka cara mengatasi keadaan tersebut dengan memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran, sebagai selingan untuk variasi teknik penyajian ataupun dapat berupa pekerjaan runah.
Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap. Di samping dengan melaksanakan tugas, dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah.
Dalam pelaksanaan teknikpemberian tugas dan resitasi perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
a Merumuskan tujuan khusus dari yang di berikan.
b Pertimbangkan betul-betul apakah pemilihan teknik resitasi itu telah tepat dapat mencapai tujuan yang telah anda rumuskan.
c Anda perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.
Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan yang dapat dijangkau para siswa.
Teknik penyajian dengan interaksi massa
Teknik interaksi massa merupakan suatu metode mengajar yang melibatkansekelompok siswa dalam jumlah besar. Teknik interaksi massa digolongkan menjadi.
a. Diskusi panel
Diskusi panel ialah pembicaraan yang sudah direncanakan didepan pengunjung tentang sebuah topic, yang mana diperlukan tiga panelis atau lebih dan seorang pemimpin/moderator. Diskusi panel digunakan bila kita ingin mengemukakan pendapat yang berbeda. Dan hanya dapat dilaksanakan jika ada panelis yang memenuhi syarat.
b. Symposium
Symposium ialah serangkaian pidato pendek didepan pengunjung dengan seorang pemimipin, pidato-pidato itu mengemukan aspek-aspek yang berbeda dari topic tertentu. Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk merangsang pemikiran pada kelompok besar manusia dalam waktu singkat serta turut berpartisipasi dalam usaha pemecahannya.
c. Debat
Debat ialah sebuah teknik dimana pembicara dari pihak yang pro dan kontra menyatakan pendapat mereka; dapat diikuti dengan suatu tangkisan atau tidak perlu; dan anggota kelompok dapat juga bertanya bertanya peserta debat/pembicara.
d. Musyawarah kerja
Yang dimaksud musyawarah kerja adalah pertemuan khusus yang dihadiri oleh orang-orang yang bergerak atau mempunyai profesi dalam bidang kerja sejenis. Jadi massanya sangat terbatas, jumlah maupun kualitasnya. Tujuan penggunaan musyawarah kerja antara lain sebagai berikut.
- Agar ada peningkatan kompetensi professional atau keahlian siswa yang bergerak dalam bidang kerja/ketrampilan yang sejenis
- Agar mempuunyai kesempatan untuk salaing tukar pengalaman dan pengetahuan dalam meningkatkan mutu dan kelancaran kerjanya.
e. Seminar
Teknik penyajian ini ialah suatu diskusi atau kegatan pembahasan yang bersifat ilmiah tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan studi. Seminar bertujuan agar memperoleh pedoman-pedoman atau pemecahan masalah secara ilmiah.
Menggunakan teknologi (computer, lcd, dll)
Perkembangan zaman ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Karena itu dalam proses belajar mengajar diperlukan juga dikembangkan juga cara-cara mengajar yang baru dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
Metode mengajar non-directive
Metode ini dikembangkan untuk membuat pendidikan menjadi suatu proses yang aktif bukan pasif. Cara mengajar ini dilakukan agar para siswa mampu melakukan observasi mereka sendiri, mampu mengadakan analisis sendiri, dan mampu berpikir sendiri.juga untuk merangsang para siswa agar berani dan mampu menyatakan dirinya sendiri ddengan aktif, bukan hanya pendengar yang pasif trhadap segala sesuatu yang dikatan oleh guru.
Metode mengajar berdasarkan prinsip-prinsip interdisiplinaritas
Metode ini dikembangkan berdasarkan kesadaran bahwa masalah-masalah nyata yang dijumpai dalam kehidupan modern ini tidak dapat diselesaikan didasarkan ajaran-ajaran yang diberikan oleh satu disiplin ilmu pengetahuan saja.
Makin lama disadari, bahwa malah yang kita hadapi semakin kompleks. Bahkan sebagian besar masalah menuntut pendekatan inter-disiplin atau lintas-disiplin untuk menyelesaikannya. Kalau ini merupakan suatu kenyataan maka konsekuensinya adalah bahwa generasi muda harus diajar sedini mungkin mengenai prinsip pendekatan masalah secara inter disiplin ini.
Metode ini harus dipimpin oleh seoran guru yang telah memiliki pengetahuan yang luas, sehingga betul-betul mampu memimpin siswa dalam memecahkan masalah dan menghindari