September 30, 2014

Tata nama senyawa kimia

Nama ilmiah suatu unsur mempunyai asal-usul yang bermacam-macam. Ada yang didasarkan pada warna unsur seperti klorin (chloros = hijau), atau pada salah satu sifat dari unsur yang bersangkutan seperti fosfor (phosphorus = bercahaya) atau nama seorang ilmuwan yang sangat berjasa seperti einsteinium (untuk albert einstein). Untuk mencegah timbulnya perdebatan mengenai nama dan lambang unsur-unsur baru, Persatuan Kimia Murni dan Kimia Terapan (International Union Of Pure and Applied Chemistry = IUPAC) menetapkan aturan penamaan dan pemberian lambang untuk unsur-unsur temuan baru sebagai berikut.

1.    Tata nama senyawa biner

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda (terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
a.       Tata nama senyawa biner dari dua unsur non logam
Senyawa biner kedua-duanya nonlogam merupakan senyawa yang tersusun atas molekul-molekul, bukan ion-ion.  Aturan penamaannya adalah sebagai berikut.
 a.    Unsur yang berada di depan disebut sesuai dengan nama unsur tersebut.
 b.   Unsur yang berada di belakang disebut sesuai dengan nama unsure tersebut dengan menambahkan akhiran -ida.
 c.    Jumlah atom unsur disebut dengan menggunakan angka Latin (jika diperlukan).
Penamaannya ditandai dengan awalan angka Yunani yang menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri dengan akhiran –ida. Dan diawali angka yunani,
Awalan angka Yunani
Mono          = 1         Heksa       = 6
Di               = 2         Hepta       = 7
Tri               = 3         Okta         = 8
Tetra           = 4         Nona        = 9
Penta          = 5         Deka        = 10
Contoh:
CO             : Karbon monoksida
CO2            : Karbon dioksida
N2O5           : Dinitrogen pentaoksida
PCl5            : Fosfor pentaklorida
SO3             : Belerang trioksida

b.      Tata nama senyawa biner dari dua unsur logam dan non logam
Selain terdiri dari non logam dan non logam , senyawa biner juga dibentuk dari unsur logam dan non logam. senyawa biner juga dibentuk dari unsur logam dan non logam tergolong dalam senyawa ion. Sedangkan senyawa ion sendiri adalah gabungan dari ion positif (kation) dari logam dan ion negatif (anion) dari non logam.
Cara penamaannya mengikuti aturan sebagai berikut.
 a.    Unsur yang berada di depan disebut sesuai dengan nama unsur tersebut.
 b.   Unsur yang berada di belakang disebut sesuai dengan nama unsure tersebut dengan menambahkan akhiran -ida.
 c.    Jumlah atom unsur disebut dengan menggunakan angka Latin (jika diperlukan).
Contoh:
AlCl3        : aluminium klorida
FeCl3        : besi(III) klorida
SnO         : timah(II) oksida

Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion negatif).

Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk senyawa, jumlah muatannya harus nol. Sebagai contoh:
 a.    Ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2 memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 b.   Ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida, sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang bermuatan +3 memerlukan tiga ion Clyang bermuatan –1.
Perhatikan beberapa contoh berikut.
BaCl2      : Barium klorida
AgBr     : Perak(I) bromida
CuCl2      : Tembaga(II) klorida

Farixsantips