Oksigen adalah unsure yang sangat umum
diantara unsure-unsur golongan VI yang beranggotaan O, S, Se, Te, dan Po.
Oksigen mempunyai konfigurasi s2p4 dalam tingkat energy
yang tertinggi. Oksigen dapat membuat ikatan unsure dan ikatan kovalen dengan
unsure-unsur lain. Tentang sifat fisika dan sifat kimia oksigen akan di jelaskan dibawah ini.
Sifat fisika
Oksigen mempunyai beberapa sifat
fisika,diantaranya adalah yang terdapat dalam table berikut.
Sifat fisika
|
Oksigen
|
Massa
atom relative
|
15,9944
|
Nomor
atom
|
8
|
Konfigurasi
electron
|
2s2
2p4
|
Jari-jari
atom (nm)
|
0,074
|
Jari-jari
X2- (nm)
|
0,140
|
Keelektronegatifan
|
3,5
|
Energy
ionisasi I (kJ/mol)
|
1316
|
Energy
ionisasi II (kJ/mol)
|
3396
|
Kerapatan
(g/cm3)
|
1,27
(padatan)
|
Titik
leleh (˚C)
|
-183
|
Titik
beku (˚C)
|
-219
|
Potensial
elektroda (V)
|
+0,401
|
X2(g)
+ 2e+ (aq) → 2X-(aq)
|
-
|
Ada tiga isotop oksigen yang terdapat
di alam 16O (99,76%), 17O (0,04%), dan 18O
(0,2%). Bilangan oksidasi oksigen
adalah -2 pada kebanyakan senyawa, tapi pada peroksida -1
dan superoksida -½. Contoh:
H2O,O = -2
HOOH,O = -1
HO[O]nOH,O = -½
HOOH,O = -1
HO[O]nOH,O = -½
Sifat kimia
Oksigen membentuk
senyawa kimia dengan semua elemen lain kecuali gas inert cahaya. Menjadi bukan
logam yang paling aktif (setelah fluor), oksigen berinteraksi langsung dengan
unsur-unsur yang paling reaktif. Satu-satunya pengecualian adalah gas inert
berat, halogen, emas, dan platinum; senyawa dengan oksigen yang diperoleh
dengan metode tidak langsung. Hampir semua reaksi yang melibatkan oksigen
adalah reaksi oksidasi eksotermik, yaitu, disertai dengan evolusi panas.
Oksigen bereaksi dengan hidrogen pada suhu biasa sangat lambat, sedangkan
reaksi ini hasil eksplosif di atas 550 ° C: 2H 2 + O 2 =
2H 2 O. Oksigen bereaksi dengan belerang, karbon, nitrogen, dan fosfor
sangat lambat dalam keadaan biasa. Laju reaksi meningkat dengan meningkatnya
suhu sampai pada karakteristik pengapian suhu untuk masing-masing elemen
pembakaran terjadi. Reaksi oksigen
dengan nitrogen adalah endotermik karena stabilitas tertentu dari molekul 2
N dan menjadi nyata hanya di atas 1200 ° C atau dalam mengalirkan listrik: N 2
+ O 2 = 2NO. Oksigen aktif mengoksidasi hampir semua logam dan,
dengan mudah khusus, alkali dan alkali logam tanah. Reaktivitas dari suatu
logam dengan oksigen tergantung pada banyak faktor, seperti kondisi permukaan
logam, tingkat subdivisi, dan adanya kotoran.
Kelimpahan oksigen di alam
Menurut massanya, oksigen merupakan
unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen
merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen
dan helium. Sekitar 0,9% massa Matahari adalah oksigen.Oksigen mengisi sekitar
49,2% massa kerak bumi dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8%
berdasarkan massa). Gas oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam
atmosfer bumi, menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton) atmosfer. Bumi memiliki ketidak laziman
pada atmosfernya dibandingkan planet-planet lainnya.
Dalam sistem tata surya karena ia
memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di atmosfernya. Bandingkan dengan
Mars yang hanya memiliki 0,1% O2 berdasarkan volume dan Venus yang bahkan
memiliki kadar konsentrasi yang lebih rendah. Namun, O2 yang berada di
planet-planet selain bumi hanya dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang
menimpa molekul-molekul beratom oksigen, misalnya karbon dioksida. Air dingin
melarutkan lebih banyak O2.
Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang
tidak lazim ini merupakan akibat dari siklus oksigen. Siklus biogeokimia ini
menjelaskan pergerakan oksigen di dalam dan di antara tiga reservoir utama
bumi: atmosfer, biosfer, dan litosfer. Faktor utama yang mendorong siklus
oksigen ini adalah fotosintesis. Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer,
manakala respirasi dan proses pembusukan menghilangkannya dari atmosfer. Dalam
keadaan kesetimbangan, laju produksi dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000
keseluruhan oksigen yang ada di atmosfer setiap tahunnya.
Oksigen bebas juga terdapat dalam air
sebagai larutan. Peningkatan kelarutan O2 pada temperatur yang rendah memiliki
implikasi yang besar pada kehidupan laut. Lautan di sekitar kutub bumi dapat
menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen yang
lebih tinggi. Air yang terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2 dalam air
tersebut. Para ilmuwan menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen
biologis atau jumlah O2 yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi oksigen
dalam air itu seperti semula.